Setangkai Bunga

Semerbak harumnya bunga mawar yang baru saja mekar,, membuat perasaan ku sangat tenang dan damai.
“ andai.. aku adalah bunga mawar itu.. alangkah senangnya bisa membuat orang² tersenyum... sangat menyenangkan”
Ku coba menghirup kembali harumnya mawar itu, 'harum..'
“ Nana!!! sayang!! “ ku menoleh kebelakang ternyata orang yang ku cintai datang membawa semangkok bubur.
“Ibu...?”
“ini makan dulu, ntar keburu dingin..” perintahnya dengan halus sambil membelai rambutkuku menggangguk pelan dan segera melahapnya,
inilah hidupku aku selalu membawa kursi roda untukku berjalan, ya? Aku lumpuh dan itu terjadi ketika usiaku 12 tahun, akibat kecelakaan yang menimpa ku.. aku mencoba untuk tabah menghadapinya.
“lihat Na, ada Bunga.. bagus deh.. banyak lagi..” ucap teman sebayaku melihat ke sudut kanan, terlihat kebun bunga yang indah
“ia.. kita kesana yuk,,” ajakku sambil mendorong² kursi rodaku Dengan cepat, temanku ini menghantarkan ku ke tempat itu..
“wahh...” sangat indah berbagai macam bunga ada disini. Dengan gesit, ku dorong kursi rodaku untuk mengelilingi taman bunga yang indah itu..
“hei.. kamu siapa?” ku segera menoleh,
“eh?? maaf aku masuk tanpa izin..”
“oh? Tak apa.. lihat² saja.. kalau mau..” ucap sesosok lelaki itu dengan ramah“makasih..” aku pun mendorong lagi kursi rodaku, tapi? Tak bisa bergerak karna sebuah batu mengenai rodaku..
“bisa ku bantu??”
“oh? Ya makasih..” iapun mendorong kursi rodaku, kami berdua berjalan menelusuri taman.
Banyak yang kita bicarakan, mulai taman yang ia buat sampai kehidupannya. Aku tak tau kenapa aku merasa begitu akrab dengannya,,
hanya baru beberapa jam mengenalnya, ya? Hanya beberapa jam.
Tak terasa waktu sudah menjelang malam akhirnya aku pulang dengan di antar olehnya, dan temanku.
Sudah hampir ½ tahun aku dan Reza berteman dan aku merasa nyaman dengannya.. sangat nyaman,
“Na, apa yang kamu pikirkan tentangku?” tanya Reza ketika kami duduk di taman yang sama.
“emmmm... apa ya? “ sedikit ku memijat kepalaku
“ok? Kamu baik..”
“hanya itu?”
“ya??..”“hmmm..” sedikit ia mendengus kesal,
“hei? Kenapa?? “ ucapku sambil menepuk pundaknya
“tidak apa²...”
“ok?? kamu tuh,, baik, perhatian, pokoknya yang baik² hehehe kalau aku??”
sedikit ku memandang matanya yang agak pucat itu,
“Nana??” ia mengambil setangkai bunga “kamu.. seperti bunga mawar ini, kamu sangat menarik, ucapanmu selalu membuat orang kagum, jiwamu dan ketegaaranmu membuat orang ingin memilikimu..dan semagatmu itu membuat orang untuk bersemagat hidup lagi.. “
ia tersenyum sambil memandangi bunga mawar yang ia pegang,
“benarkah?”
“ia.. tapi? Sangat sulit untuk memegangmu..” aku hanya terdiam melihatnya, ia memandangiku.
Terlihat jelas wajah putih pucatnya, sangat pucat menurutku.. kemudian aku melihat sebuah tetesan air mata mengalir di matanya..
“Za? Kamu kenapa?” tanyaku sambil mengusap air matanya
“tidak aku hanya....” ia terdiam tertunduk
“kenapa??”“oh??? tidak.. aku gak pa²..
“ ia tersenyum paksa.
“bohong..”
“sudah tidak pa².. eh? Lihat sudah mau petang ayo pulang, aku antar..”
Aku tak mengerti dengannya ada sesuatu yang ia sembunyikan,, tapi? Aku tak tahu itu apa? Biarlah waktu yang menjawab.
“Na..nana!!!” teriak seseorang memanggilku
“ya.. ada apa may?”
“Reza.. Na, Reza!!!”
“kenapa may??”
“Dia.. dia kritis.. dia kritis..”
“Apa?? kenapa??” segera maya mendorong kursi rodaku dan membawa ku kerumah sakit tanpa mengatakan sepatah katapun kepadaku,, jantungku terasa sakit dan begitu sesak didada,, apa yang terjadi dengannya..??
begitu terus yang aku pertanyakan dan selaluuu ada didalam benakku.
“Na, ku harap kau jangan menangis, “
“ya? Kenapa emangnya..” sedikit ku genggam tanganku sambil berdoa agar tidak terjadi hal buruk..
“Reza... se.sebenernya,, …..”
“kenapa, may?”
“Sebenernya.. re.reza udah mempunyai penyakit leukimia sejak smp.. da.dan...se,,,” ucap maya tersendat ketika melihatku menangis tersedu²..
“nana.. ya sabar..”
“kenapa baru bilang sekarang...sih?” aku tak bisa menahan rasa sakitku ini,,

Berbulan² ia sakit dan hanya tertidur pulas tanpa ada kesadaran, dan aku menunggunya selalu setiap hari, jam dan waktu.
“Za,, kamu sedang apa disana.. apa kamu tidak merindukanku, kenapa kamu belum bangun.. Za..” ucapku sambil membelai rambutnya yang sudah habis dan wajahnya yang pucat.
“Za..bangun Za..” ku genggam tangannya sangat erat hingga terasa hangat.. lagi² aku meneteskan air mata untuknya untuk orang yang aku sayangi.. “Reza..”
“kamu pernah janji kita akan duduk lagi bersama sambil memetik bunga mawar itu lagi.. mana janjimu..?? aku menunggumu..” jelasku sambil menyadarkan kepalaku di dadanya.. Masih terdengar jelas suara detak jantungnya, sangat jelas..
“Na...” suara itu..
“Reza.. kamu bangun..Reza..” aku tersentak senang terlihat senyuman pertamanya, sangat indah..
###
“Hei... za, ternyata kamu menepati janjimu..”
“ya iyalah.. aku kan sudah janji denganmu.. lihat ada bunga, aku ambil ya..” ucapnya tersenyum, iapun mendorong kursi rodanya dan mengambilkan setangkai bunga itu untukku..
“ini.. bunga yang akan membawa pesan yang sangat berharga..”
“apa itu,za??”“dulu waktu aku koma, aku ditemui oleh seorang kakek² dan dia berkata.. berikan bunga ini untuk orang yang kamu cintai dan berkatalah,
aku ingin hidup denganmu selamanya karna kau adalah tulang rusukku yang hilang itu,, aku mau kau menjadi pelengkap dalam hidupku.. apa kau mau Na??”ucapnya yang membuatku tak bisa berkata apa² dan
aku menjawab “ya..”
bunga²pun mulai bermekaran, harumnya semerbak dan sebagia mahkota² bunga berterbangan terbawa angin sepoi² yang menghiasi indahnya pemandangan di sore hari..
dengan orang yang aku sayangi..dan selamanya akan terus begitu..
setangkai bunga aku persembahkan untukmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar